Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

KISAH ANAK YANG MELAKUKAN QIYAMUL LAIL

Syekh Ibnu Zhafar al-Makki mengatakan, “Saya dengar bahwa Abu Yazid Thaifur bin Isa al-Busthami  radhiyallahu ‘anhu  ketika menghafal ayat berikut: “ Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil .” (QS. Al-Muzzammil: 1-2) Dia berkata kepada ayahnya, ‘Wahai  Ayahku ! Siapakah orang yang dimaksud Allah  Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat ini?’ Ayahnya menjawab, ‘Wahai anakku! Yang dimaksud ialah Nabi Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam .’ Dia bertanya lagi, ‘Wahai Ayahku! Mengapa engkau tidak melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam ?’ Ayahnya menjawab, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya qiyamul lail terkhusus bagi Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  dan diwajibkan baginya tidak bagi umatnya.’ Lalu dia tidak berkomentar.” “Ketika dia telah menghafal ayat berikut: ‘ Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdu

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI

Kali ini kita akan bercerita tentang seorang laki-laki mulia dan memiliki peranan yang besar dalam sejarah Islam, seorang panglima Islam, serta kebanggaan suku Kurdi, ia adalah Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadi atau yang lebih dikenal dengan Shalahuddin al-Ayyubi atau juga Saladin. Ia adalah seorang laki-laki yang mungkin sebanding dengan seribu laki-laki lainnya. Asal dan Masa Pertumbuhannya Shalahuddin al-Ayyubi adalah laki-laki dari kalangan ‘ ajam  (non-Arab), tidak seperti yang disangkakan oleh sebagian orang bahwa Shalahuddin adalah orang Arab, ia berasal dari suku Kurdi. Ia lahir pada tahun 1138 M di Kota Tikrit, Irak, kota yang terletak antara Baghdad dan Mosul. Ia melengkapi orang-orang besar dalam sejarah Islam yang bukan berasal dari bangsa Arab, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan lain-lain. Karena suatu alasan, kelahiran Shalahuddin memaksa ayahnya untuk meninggalkan Tikrit sehingga sang ayah merasa kelahiran anaknya ini meny

SEPENGGAL KISAH ORANG SHALIH ABU QILABAH

Pada kesempatan kali ini abang akan membagikan sepenggal kisah yang insyaAllah akan menambah pengetahuan kita. SELAMAT MEMBACA BALASAN NAN INDAH Abu Ibrahim bercerita: Suatu ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang. Di sana kutemukan sebuah kemah lawas… kuperhatikan kemah tersebut, dan ternyata di dalamnya ada seorang tua yg duduk di atas tanah dengan sangat tenang… Ternyata orang ini kedua tangannya buntung… matanya buta… dan sebatang kara tanpa sanak saudara. Kulihat bibirnya komat-kamit mengucapkan beberapa kalimat.. Aku mendekat untuk mendengar ucapannya, dan ternyata ia mengulang-ulang kalimat berikut: الحَمْدُ لله الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً .. الحَمْدُ للهِ الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَق تَفْضِيْلاً .. Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… Aku heran mendengar ucapannya, lalu kuperhat

Perjalanan Hidup Imam Abu Hanifa

Pada kesempatan kali ini , saya sekedar akan membagikan tentang kisah Imam Abu Hanifa yang insyaAllah akan menambah pengetahuan bagi kita semua, selamat membaca!! Semakin jauh dari masa Rasulullah dan semakin luas daerah-daerah yang mengenal Islam, semakin luas pula perkembangan ilmu keislaman. Perkembangan di sini diartikan dalam hal yang positif bukan perkembangan yang keluar dari garis besar tuntunan Islam. Misalnya, dahulu di zaman Rasulullah dan sahabatnya, huruf-huruf Alquran ditulis dengan tanpa menggunakan harokat dan tanda titik. Setelah orang-orang non-Arab mengenal Islam, penulisan huruf-huruf Alquran lebih disederhanakan dengan menambahkan titik pada huruf-huruf yang hampir sama, lalu di masa berikutnya ditambahkan harokat. Yang demikian dimaksudkan agar orang-orang non-Arab mudah membacanya. Demikian juga dalam permasalahan agama secara umum, para sahabat dimudahkan dalam memahami Islam karena mereka bisa bertanya langsung dengan Rasulullah  shallallahu ‘alaihi

Imam Ahmad bin Hambal

Pada kesempatan kali ini , saya sekedar akan membagikan tentang kisah Imam ahmad bin Hambal yang insyaAllah akan menambah pengetahuan bagi kita semua, selamat membaca!! Imam madzhab yang empat memiliki keistimewaan-keistimewaan yang saling melengkapi antara satu dan yang lainnya. Imam Abu Hanifah adalah pelopor dalam ilmu fikih dan membangun dasar-dasar dalam mempelajari fikih. Imam Malik adalah seorang guru besar hadits yang pertama kali menyusun hadits-hadits Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  dalam satu buku. Imam Syafii merupakan ulama cerdas yang meletakkan rumus ilmu ushul fikih, sebuah rumusan yang membangun fikih itu sendiri. Artikel ini akan mengenalkan kepada pembaca tokoh keempat dari imam-imam madzhab, dialah Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau adalah seorang ahli fikih sekaligus pakar hadits di zamannya. Perjuangan besarnya yang selalu dikenang sepanjang masa adalah perjuangan membela akidah yang benar. Sampai-sampai ada yang menyatakan, Imam Ahmad menyelamatkan uma

KISAH DUBAI YANG LUAR BIASA

Pada kesempatan kali ini abang akan menshare sedikit ilmu lagi, yang insyaallah dapat menambah pengetahuan kita, Kehidupan ini adalah nyata. Lebih nyata dari pendapat siapa pun tentang kenyataan. Ia terus bergerak, mengalir, dan berubah. Hari ini, seseorang miskin bertelanjang kaki. Esok hari, tiba-tiba ia menjadi miliyuner yang membangun gedung pencakar langit yang tinggi. Nabi ﷺ pernah bersabda menggambarkan situasi kehidupan akhir zaman, “Dan bila engkau menyaksikan mereka yang berjalan tanpa alas kaki, tidak berpakaian, fakir, dan penggembala kambing, (kemudian) berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.” Sabda beliau ini nyata! Lebih nyata dari pendapat siapapun tentang kenyataan. Kali ini kita bercerita tentang Dubai, sebuah emirat (propinsi) di negara Uni Emirat Arab yang menjadi bukti dari sekian banyak kebenaran sabda Nabi. Sabda Nabi ﷺ Suatu hari, bumi menjadi saksi pertemuan dua makhluk agung dan mulia. Malaikat yang terbaik berjumpa dengan manusi

KEMEGAHAN MASJID NABAWI BESERTA SEJARAHNYA

Pada kesempatan kali ini abang akan membagikan sedikit ilmu, semoga bisa menambah pengetahuan. Setidaknya ada 232 buah pilar atau tiang di Masjid Nabawi. Di antara ratusan pilar tersebut, ada beberapa pilar yang memiliki sejarah dan arti khusus. Meskipun beberapa kali mengalami perluasan –Alhamdulillah-, tempat-tempat tiang-tiang ini tetap terjaga. Sekarang, tiang-tiang itu diberi tanda untuk dikenali para peziarah. Pada masa Rasulullah ﷺ, tiang-tiang Masjid Nabawi terbuat dari pohon kurma. Tiang-tiang tersebut terletak di Raudhah Syarifah yang luasnya 144 m 2 . Berikut ini adalah nama-nama tiang (usthuwaanah) yang berada di dalam Raudhah Masjid Nabawi: Al-Usthuwaanah al-Mukhalqah Al-Usthuwaanah al-Qur’ah atau Usthuwaanah Aisyah Usthuwaanah At-Taubah/Usthuwaanah Abu Lubabah Usthuwaanah As-Sarir Usthuwaanah Al-Haras Usthuwaanah al-Wufud Banyak orang yang mengunjungi masjid Nabi tidak menyadari pilar ini atau tidak mengetahui latar belakang sejarahnya. Mudah-mu