Oleh Dr. K.H. Asep Zaenal Ausop, M.Ag.
Khutbah Idul Fitri 1433 H – 2012 M. Institut Teknologi Bandung.
Di pagi hari yang cerah ini, 1 Syawal 1433 Hijrah, segenap kaum muslimin di berbagai belahan bumi, duduk bersimpuh merendahkan hati, sambil mengucapkan takbir: Allahu Akbar, mengucapkan tahlil: Laa ilaha ilallah, dan mengucapkan tahmid: wa lillahi al-hamd. Suaranya bergemuruh memecahkan senyapnya pagi. Ucapan takbir mengikis sikap sombong sampai ke akar-akarnya. Ucapan tahlil adalah penegasan bahwa kita tidak sudi diperbudak baik oleh harta, tahta, maupun wanita, tetapi hanya siap diperbudak oleh Allah SWT semata. Adapun ucapan tahmid sebagai ungkapan merendahkan hati mengikis sikap sok suci.
Dengan mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid di hari Id yang suci ini, setam terkapar kepanasan, iblis pun menjerti histeris karena mereka telah dikalahkan oleh orang-orang yang shaum. Mudah-mudahan Allah menerima ibadah ramadhan kita, baik shaum, tawarih, tadarus Alquran, sedekah, zakat fitrah, iktikaf serta segenap amalan ramadhan lainnya. Mudah-mudahan kita menjadi pemenang dalam pertaruran melawan nafsu syaithaniyah: Taqabalallahu minna wa minkum. Mudah-mudahan Allah menerima segala ibadah kami dan ibadah kamu. Tawabbal yaa Karim. Amin.
Aidin wal aidat rahimakumullah
Tujuan shaum adalah la’allakum tattaqun yakni mewujudkan insan-insan yang bertaqwa. Apakah taqwa itu? Taqwa berasal dari kata waqaya – yaqy – wiqayatanyang artinya hidup berhati-hati. Orang yang taqwa adalah orang yang selalu berhati-hati dalam segala hal: berhati-hati dalam berbicara, berhati-hati dalam makan dan minum, dalam berpakaian, dalam berekonomi dan berpolitik, dll. Sikap hati-hati disini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran melanggar nilai Ilahiyah, nilai-nilai Alquran – tata cara hidup yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Taqwa itu bertingkat-tingkat. Kita menginginkan taqwa yang integral, menyatu antara semua unsur diri. Ingatlah bawama manusia memiliki lima unsur yaitu tubuh, perilaku, kesadaran, nurani, dan nafs. Orang yang taqwa integral atau kaffahadalah orang yang tubuhnya bersih luar dan dalam. Tubuh luarnya bersih dan sehat, kalau bisa harum. Tubuh dalamnya pun terhindar dari darah dan daging yang haram. Perilakunya baik dan memesona, memukau banyak orang. Kesadarannya untuk melakukan hak dan kewajiban sangat tinggi. Hati nuraninya ikhlas, ridha, dan senang berbagi. Nafs-nya adalah nafs yang muthmainah, yakni nafsyang senantiasa tunduk dan taat total kepada sang pencipta, bukan nafs yang memberontak kepada ketentuan Allah.
Orang yang taqwa bukanlah orang yang tanpa cacat dan terbebas dari kesalahan tetapi apabila ia melakukan kesalahan atau khilaf, ia segera bertaubat kepada Allah. Di dalam Alquran surat Ali Imran ayat 135 ditegaskan sbb.:
“(Orang yang bertaqwa) isalah orang yang apabila mengerjalan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri, mereka segera ingat kepada Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya. Selain Allah, siapa lagi yang dapat mengampuni dosa mereka? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedangkan mereka mengetahui”
Kebalikan dari taqwa adalah kufur. Orangnya disebut kafir. Apa itu kafir? Kafir adalah menolak atau memberontak kepada ketentuan Allah. Orang kafir terbagi dua yakni kafir maghdub dan kafir dhallin.
- Kafir maghdub adalah orang yang sengaja memberontak kepada Allah. Siapakah mereka itu? Antara lain adalah iblis. Ia bersikap amat sombong dan dengan terang-terangan membantah perintah Allah. Selain Iblis, siapa lagi? Ada Raja Namrud di Babylon, Firaun di Mesir, Abu Lahab dan Abu Jahal di Mekah, serta orang Yahudi. Siapapun yang tidak mau melaksanakan Alquran adalah kafir maghdub. Sangat mungkin mereka membaca, menghapal, dan memahami Alquran tetapi mereka tidak mau melaksanakannya, misalnyaberbuka aurat, bergelimang dalam bunga riba, pergaulan semau gue,mengakui dan menaati hukum yang bertentangan dengan hukum Alquran, dll. Itulah kafir maghdub (yang sangat dibenci Allah).
- Kafir dhallin adalah orang yang tersesat. Apa maksud tersesat disini? Yaitu mereka yang merasa benar padahal berada pada jalan yang salah. Mereka mengakui adanya Allah, beribadah kepada Allah, memiliki semangat ibadah, bahkan siap mati sebagai martir dalam membela agamanya. Sayangnya, konsep mereka sangaty salah, keliru besar, tetapi mereka sama sekali tidak menyadarinya. Ia merasa benar padahal salah. Itulah orang yang tersesat. Misalnya, mereka meyakini bahwa Allah memunyai anak. Ini syirik besar, orangnya disebut musyrik. Atau mungkin juga mereka salah dalam memilih dan meyakini Tuhan.
Secara realitas di lapangan, secara kasat mata, sangat banyak orang kafir dhallin ini berperilaku mengagumkan. Mereka berprestasi, disiplin, jujur, berbagi kasih, hormat kepada orang tua, taat kepada guru, setia kepada teman, omongannya bisa dipegang, kredibel, memelihara fakir miskin, menyantuni orang jompo, dll. Akan tetapi, mereka menduakan Allah atau keliru dalam bertuhan. Mereka itulah orang-orang yang sangat durhaka dalam teologis, memiliki dosa akidah yang tak terampuni, dan mengalami kekeliruan iman yang amat fundamental.
Bagaimana dampak syirik bagi amal mereka? Allah menegaskan “lain asyrakta, layahbathanna ‘amaluka” : jika kamu menyekutukan Allah, hancurlah (seluruh) amal ibadahmu. Di akhirat nanti mereka akan sangat merugi. Allah SWT menegaskan:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, baik ahli kitab maupun musyrik, tempatnya adalah di neraka jahannam selamanya. ” [QS. Al Bayyinah (98): 6]
Karena itu, kita selalu berdoa kepada Allah minimal tujuh belas kali setiap harinya:
“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, ialah jalan orang-orang yang telau Kau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Kau benci, dan bukan juga jalan orang-orang yang tersesat.” [QS. Al Fatihah (1): 6-7]
Mengapa banyak manusia yang mengabaikan aturan Allah? Hal ini karena mereka lebih tergiur godaan setan. Setan berasal dari bahasa Arab syatana, artinya menjauhkan, menggoda, atau menggairahkan. Jadi setan adalah jin dan manusia yang aktivitasnya menjauhkan manusia dari jalan Allah dengan berbagai godaan yang sangat menggairahkan. Jika ada kepercayaan bahawa setan itu menakutkan, itu adalah persepsi yang salah. Kalau setan itu menakutkan, mana mungkin manusia tergoda. Manusia tergoda karena setan itu menggairahkan.
Dimanakah setan berada? Anggapan bahwa setan berada di kuburan dan keluar setiap malam Jumat Kliwon adalah keliru. Mispersepsi. Perlu diketahui bahwa setan itu keluar setiap saat dan di segala tempat, baik di tempat hiburan, dugem, mall, istana, lembaga legislatif, lembaga yudikatif, lembaga pendidikan, tempat kost, bahkan setan berada di masjid-masjid.
Salah satu kelompok setan adalah Dajjal. Menurut Ibn Al-Mandhur (dalam bukuLisan al-‘Arab jilid dua hal. 593) Al Masih Dajjal adalah lawan dari Al Masih Isa bin Maryam. Menurut hadits dari Ibn Umar (diriwayatkan oleh Bukari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad), Dajjal adalah manusia yang memiliki empat tanda yaitu bermata satu, bermulut besar, bertangan kanan pendek, dan bertangan kiri panjang. Tentu itu adalah makhluk imajiner, pengertian majazi, atau tafsir metaforis. Apa maknanya?
- Bermata satu “annahu a’waru”. Dajjal itu hanya melihat dan mementingkan dunia semata-mata tanpa memedulikan kehidupan akhirat. Segala aktivitas hidupnya hanya untuk mencari kejayaan dunia dan sama sekali tidak menghiraukan kehidupan setelah mati.
- Bermulut besar “dajjaluna kadzdzabun”. Dajjal itu jika berbicara penuh dusta, fakta dianggap opini tetapi opini diangap fakta. Mereka banyak menghembuskan angin surga jauh dari kenyataan, manis mulut tetapi buruk hati, mengobral janji tetapi penuh tipu daya. Pembicaraannya memukau tetapi di belakang kita mereka menghancurkan. Menurut Ibn Hajar al-Asqalany, dalam kitab Fath al-Barry, Dajjal selalu menutui kebenaran dengan kebatilan.
- Tangan kanannya pendek. Dajjal itu sulit berbuat kebaikan, banyak mencari-cari alasan. Orang yang menurut aurat dihalang-halangi, sementara berbuka aurat dikonteskan dan diberi gelar miss universe dengan hadiah yang amat besar.
- Tangan kirinya panjang. Dajjal itu sangat hobi berbuat keburukan dan kerusakan, baik terhadap orang lain, kelompok lain, bangsa lain, maupun terhadap negara lain. Hidupnya penuh rekayasa untuk mencelakakan pihak lain sekaligus mengeruk keuntungan untuk kepentingan dirinya. Mereka lihai “lempar batu sembunyi tangan”, Mereka piawai mengadu domba.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” [QS. Rum (30) : 7]
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberikan petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengaa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa’ dan mereka sekali-kali tidak memunyai pengetahuan tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” [QS. Al Jatsiyah (45) : 23-24]
Itulah Dajjal. Kita bedoa pada setiap menjelang salam dalam setiap shalat yang kita lakukan.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, dari siksa jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah mati dan fitnah hidup, serta berlindung dari bahaya Dajjal.” [HR. Muslim dan Baihaqi]
bersambung…
Comments
Post a Comment